Post Top Ad

Saturday, May 18, 2019

Materi Zaman Praaksara

 Zaman prasejarah sejak manusia ada sampai manusia mengenal tulisan. Zaman itu merupakan suatu zaman yang sangat panjang dalam sejarah kehidupan manusia. Manusia yang hidup pada zaman prasejarah belum mengenal tulisan. Akibatnya, generasi selanjutnya serta para peneliti tidak mungkin menemukan adanya bukti-bukti tertulis mengenai kehidupan mereka. Mereka hanya meninggalkan benda-benda kebudayaan.Melalui benda-benda ini, para ahli meneliti kehidupan mereka. Para ahli, misalnya, mencoba mengamati secara seksama benda-benda itu dengan cara merekonstruksinya. Kemudian
mereka membuat penafsiran atau perkiraan tentang kehidupan pada masa itu. Meski demikian, karena hasilnya hanya berupa penafsiran atau perkiraan belaka, situasi dan kehidupan seperti apa yang sesungguhnya terjadi tetap tidak tersingkap secara penuh.Namun, bukan berarti bahwa para ahli tidak memberi sumbangan apa-apa.
Bagaimanapun juga mereka telah berusaha agar hasil penelitian mereka bisa sedekat
mungkin menggambarkan kehidupan manusia pada masa itu. Dan memang, benda-benda
itulah yang merupakan satu-satunya bukti yang bisa diteliti.
Secara khusus dalam kehidupan bersama sebagai bangsa, ada dua aspek utama dari
peninggalan masa lalu yang tidak boleh dilupakan. Pertama, peninggalan masa lalu yang
bersifat material yaitu segala benda buatan manusia sebagai perwujudan dari akalnya. Hasilhasil
ini dapat diraba dan dilihat, misalnya benda-benda kebudayaan.
Kedua, peninggalan masa lalu yang bersifat nonmaterial yaitu terdiri atas alam pikiran
dan kumpulan perasaan yang tersusun teratur, misalnya pandangan atau falsafah hidup, citacita,
etos, nilai, norma, dan lain-lain. Kedua aspek ini tidak bisa dipisah-pisahkan.
Benda-benda material yang diciptakan merupakan cerminan atau pantulan konkret dari
pandangan, etos, atau cita-cita hidup suatu bangsa. Dengan kata lain, apa yang dihasilkan
merupakan wujud dari apa yang dipikirkan. Setiap bangsa mempunyai cara sendiri-sendiri
untuk membuat dua aspek kebudayaan ini tidak dilupakan. Istilah yang sering digunakan
untuk menjelaskan pewarisan kebudayaan dari satu generasi ke generasi disebut sosialisasi.
Perkembangan teknologi cetak, computer, dan komunikasi dewasa ini memungkinkan
untuk mengarsip peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk bisa diolah kembali oleh generasi
yang akan datang. Dengan demikian, yang diwariskan tidak hanya benda-benda material,
tetapi juga benda-benda nonmaterial. Namun, perkembangan ini tidak terjadi pada
masyarakat sebelum mengenal tulisan. Kebudayaan mereka hanya diwariskan secara lisan
dan melalui benda-benda kebudayaan. Ada beberapa cara untuk mewariskan masa lalu pada
masyarakat ini, diantaranya :
1. Melalui Keluarga
2. Melalui Masyarakat
Bagan Cara Masyarakat Mewariskan Masa Lalu
a. Melalui Keluarga
Keluarga merupakan dunia sosial yang pertama sekaligus yang paling
berkesinambungan bagi seseorang. Di sinilah hubungan sosial intim yang langgeng
pertama kali dibangun. Pewarisan oleh keluarga dilakukan secara bertahap, mulai dari
yang sederhana dan mudah dipahami menuju ke sesuatu yang kompleks atau rumit. Yang
diwariskan adalah kebudayaan material dan kebudayaan nonmaterial. Namun yang sering
menjadi pokok perhatian keluarga adalah kebudayaan nonmaterial, seperti pengetahuan
dan kepercayaan, nilai, norma, bahasa, dan cerita dongeng.
Nilai mengacu pada gagasan abstrak mengenai apa yang dianggap masyarakat baik,
benar, dan diinginkan. Norma adalah perwujudan konkret dari nilai-nilai. Norma
mencakup kebiasaan (folkway), adat-istiadat (mores), dan hukum. Bahasa mencakup
bahasa tubuh (gestures) dan bahasa verbal. Keluarga mewariskan semuanya ini melalui
sosialisasi. Di bawah ini, ada dua cara sosialisasi dalam keluarga pada masyarakat
sebelum mengenal tulisan, yaitu :
 Adat-istiadat Setiap keluarga memiliki adat-istiadat atau kebiasaan. Tradisi dan adat
kebiasaan tersebut diwariskan kepada seorang anak melalui sosialisasi, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
 Cerita dongeng Cerita dongeng juga salah satu cara untuk mewariskan masa lalu.
Biasanya generasi tua akan menceritakan dongeng-dongeng kepada generasi yang
lebih muda. Pada cerita dongeng disisipkan pesan-pesan mengenai sesuatu yang
dipandang baik untuk dilakukan maupun mengenai sesuatu dipandang tidak baik dan
tidak boleh dilakukan.
b. Melalui Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok orang yang memiliki kesamaan budaya (yang
diwariskan dari generasi ke generasi), wilayah, identitas, dan berinteraksi dalam suatu
hubungan sosial yang terstruktur. Masing-masing anggota dalam masyarakat saling
membutuhkan, saling mengisi dan saling melengkapi.
Hal ini disebabkan karena tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri tanpa orang
lain. Baik secara langsung maupun tidak langsung, masyarakat memiliki caranya sendirisendiri
untuk mewariskan masa lalu.
Masing-masing masyarakat memiliki adat-istiadat yang berbeda satu sama lain.
Peyimpangan akan membuat seseorang disisihkan dari lingkungan masyarakat. Sementara
itu, masyarakat tidak akan pernah lepas dari masa lalunya. Masa lalunya memberikan
suatu gambaran tentang kehidupan masyarakat sehingga bisa dijadikan pedoman hidup.
Mewariskan
Masa Lalu
Melalui Keluarga :
 Adat istiadat
keluarga
 Cerita dongeng
Melalui Masyarakat :
 Adat istiadat masyarakat
 Pertunjukan hiburan
 Kepercayaan masyarakat
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar !
1. Menurut anda, bagaimana cara masyarakat pra aksara dalam menyampaikan tradisinya ?
Jawab : ……………………………………………………………………………………
2. Jelaskan proses manusia pra aksara dalam menyampaikan tradisinya melalui keluarga?
Jawab : ……………………………………………………………………………………
3. Jelaskan proses manusia pra aksara dalam menyampaikan tradisinya melalui
masyarakat?
Jawab : …………………………………………………………………………………….
4. Berikan 3 contoh tradisi masyarakat pra aksara ?
Jawab : ……………………………………………………………………………………
5. Apakah cerita keluarga yang sering diceritakan oleh orang tua anda termasuk dalam
tradisi masyarakat pra aksara ? Jelaskan jawaban anda !
Jawab : ……………………………………………………………………………………
Seorang sarjana berkebangsaan Belanda, Dr. J.L. Brandes, menemukan 10 pokok
kehidupan masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan atau sebelum masuknya
Hindu-Budha. Salah satu diantaranya adalah pertunjukan wayang. Pertunjukan wayang
dilakukan dengan tujuan mendatangkan roh nenek moyang. Dalam pertunjukan wayang
juga dinyatakan tentang baik-buruk kehidupan yang dilalui oleh masyarakat, bahkan pada
cerita wayang dibahas sebab akibat dari perilaku manusia secara keseluruhan. Pertunjukan
wayang sering mengambil lakon cerita tentang kehidupan seorang manusia dalam
masyarakat, atau membandingkan kehidupan antar masyarakat. Sampai saat ini, seni
wayang masih digemari oleh masyarakat Jawa.
Penelitian seorang sarjana berkebangsaan Perancis, G. Coedes, menyatakan bahwa
masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan atau sebelum masuknya Hindu-Budha
telah memiliki 10 unsur pokok peradaban. Salah satu dari 10 unsur pokok peradaban itu
adalah kepercayaan.
Kepercayaan itu berbentuk animisme, dinamisme dan pemujaan terhadap roh nenek
moyang atau roh leluhur. Contohnya, tugu batu (menhir) yang didirikan oleh masyarakat
sebagai tanda penghormatan kepada roh leluhur atau roh nenek moyang. Tugu batu itu
dikeramatkan oleh masyarakat, bahkan masyarakat menganggap bahwa tugu batu itu
memiliki roh atau jiwa atau kekuatan gaib. Oleh karena itu, secara turun-temurun atau dari
generasi ke generasi mereka tetap melakukan pemujaan terhadap roh nenek moyang atau
roh leluhur melalui tugu batu tersebut. Selain itu terdapat juga benda-benda yang memiliki
kekuatan gaib dalam bentuk senjata atau benda-benda lain.
Unsur-unsur Peradaban Masyarakat Indonesia
Berdasarkan penelitian seorang sarjana Perancis yang bernama Coedes dalam bidang
peradaban Masyarakat Indonesia sebelum pengaruh Hindu-Budha terdapat 10 unsur
peradaban yang dimiliki di antaranya :
1. Memelihara ternak (sapi, unggas, dan lain-lain)
2. Mengenal keterampilan teknik undagi (perundagian)
3. Mengenal pengetahuan pelayaran di samudera luas
4. Sistem kekerabatan matrilineal
5. Kepercayaan animisme, dinamisme, dan pemujaan roh leluhur
6. Mengenal organisasi pembagian air untuk pertanian (irigasi)
7. Kepandaian membuat barang-barang dari tanah liat seperti gerabah atau tembikar
8. Kepercayaan kepada penguasa gunung
9. Cara pemakaman pada dolmen atau kubur batu
10. Mitologi pertentangan antara dua unsur kosmos
Sedangkan sarjana purbakala Dr. Brandes menyatakan bahwa menjelang masuknya pengaruh
Hindu-Budha atau menjelang kehidupan masyarakat Indonesia mengenal tulisan, telah
memiliki 10 unsur pokok kebudayaan asli Indonesia, yaitu :
1. Bercocok tanam padi( bersawah)
2. Mengenal prinsip dasar permainan wayang, dengan maksud untuk mendatangkan
roh nenek moyang.
3. Mengenal seni gamelan yang terbuat dari perunggu
4. Pandai membatik (tulisan hias)
5. Pola susunan masyarakat macapat, susunan suatu ibukota selalu terdapat tanah
lapang atau alun-alun yang dikelilingi oleh istana (keraton), bangunan tempat
pemujaan atau upacara agama. Sebuah pasar dan sebuah rumah penjara
6. Telah mengenal alat tukar dalam perdagangan
7. Membuat barang-barang dari logam, terutama perunggu
8. Memiliki kemampuan yang tinggi dalam pelayaran (sebagai bangsa bahari)
9. Mengenal pengetahuan astronomi
10. Susunan masyarakat yang teratur
Jadi, berdasarkan sisa-sisa peninggalan yang ditemukan maka dapat diungkapkan bahwa
kehidupan masyarakat nenek moyang Indonesia pada zaman sebelum masuknya pengaruh
Hindu-Budha telah memiliki tingkat kebudayaan yang tinggi.
Animisme adalah suatu kepercayaan yang menyatakan bahwa setiap benda memiliki roh atau jiwa.
Dinamisme merupakan suatu kepercayaan yang menyatakan bahwa setiap benda mempunyai kekuatan gaib.
Monoisme adalah kepercayaan yang menyatakan bahwa ada satu kekuatan yang sangat besar yang berada di luar diri
manusia, yaitu kekuatan Alam Semesta (Tuhan Yang Maha Esa)
Dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa masyarakat bangsa Indonesia pada masa itu adalah :
Masyarakat agraris – religius dengan bercocok tanam padi
Memiliki tingkat peradaban yang tinggi (teknologi perundagian) dan pelayaran
Hidup dalam kelompok berdasarkan asas kehidupan gotong royong musyawarah dan
mufakat
Merupakan masyarakat komunal dengan asas kesejahteraan bersama
Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia Sebelum Mengenal Tulisan
Beberapa unsur-unsur kebudayaan masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan atau
sebelum pengaruh Hindu-Budha, antara lain :
a. Sistem Kepercayaan
Sistem kepercayaan dalam masyarakat Indonesia diperkirakan mulai tumbuh pada
masa berburu dan mengumpulkan makanan. Hal ini dibuktikan dengan penemuan
lukisan-lukisan pada dinding-dinding goa di Sulawesi Selatan. Lukisan itu berbentuk
cap tangan merah dengan jari-jari yang direntangkan. Lukisan itu diartikan sebagai
sumber kekuatan atau symbol jari tidak lengkap yang merupakan tanda berkabung dan
penghormatan terhadap roh nenek moyang. Kepercayaan terhadap roh nenek moyang
ini terus berkembang pada masa bercocok tanam hingga masa perundagian. Hal ini
tampak dari makin kompleksnya bentuk upacara-upacara penghormatan, sesaji, dan
penguburan.selain penghormatan terhadap roh nenek moyang, ada juga kepercayaan
terhadap kekuatan alam,.Adanya kepercayaan semacam ini antara lain terungkap
dengan adanya bangunan megalithikum yang dianggap memiliki kekuatan, misalnya
sarkofagus. Corak kepercayaan seperti ini dinamakan dinamisme. Corak kepercayaan
ini mengakibatkan adanya kepercayaan yang bercorak animisme, yang dianggap
unsur-unsur utama alam menyerupai roh.
3:39 PM / by / 0 Comments

No comments:

Post a Comment